JAKARTA, - PT Samudera Indonesia Tbk SMDR akan membeli tujuh kapal baru senilai total US$ 50-55 juta atau setara Rp 787,53 miliar pada tahun ini. Ketujuh kapal tersebut terdiri dari enam kapal kontainer senilai US$ 40 juta, dan satu kapal tanker senilai US$ 10-15 juta. “Enam armada baru masuk tahap pembuatan, dan satu kapal tanker masih dalam proses pembelian. Investasi yang digelontorkan sebesar US$ 10-15 juta untuk kapal berjenis tanker, dan sekitar US$ 40 juta untuk kapal jenis kontainer,” kata Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Mulia Maulana kepada Investor Daily, akhir pekan lalu. Bani mengungkapkan, penambahan armada untuk menangkap peluang tingginya permintaan angkutan logistik. “Kondisi usaha dari pelayaran peti kemas yang sedang baik. Maka dari itu, SMDR akan terus membuka layanan dan membutuhkan peningkatan kapasitas,” jelas dia. Bahkan, menurut Bani, pada tahun ini pendapatan dari pelayaran petikemas berpeluang memberikan kontribusi lebih baik ketimbang pelayaran curah. Sehingga, penambahan 6 armada kontainer dan 1 kapal tanker diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sekitar 30% di atas pendapatan 2021. “Tahun lalu, pendapatan kami tembus melewati US$ 600 juta. Dengan demiki, diharapkan target pendapatan 2022 bisa di atas US$ 700 juta. Ekspansi jasa pengangkutan terus kami lakukan, yang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan relatif signifikan,” ujar dia. Samudera IndonesiaSMDR melalui anak usahanya, PT Samudera Shipping Services, belum lama ini menjual kapal motor tanker senilai Rp 75,88 miliar. Kapal ini dibeli oleh anak usaha Samudera Indonesia yang lain, yakni PT Samudera Shipping Indonesia. Armada kapal yang dijual adalah kapal tanker bernama Sinar Busan. Kapal ini memiliki panjang 109,36 meter dan lebar 20 meter, yang berlokasi di Perairan Pulau Seribu, Jakarta. Transaksi penjualan kapal ini sesuai dengan rencana SMDR ketika mendirikan Samudera Shipping Indonesia. Perusahaan ini nantinya menyediakan layanan transportasi laut untuk rute internasional dan domestik dalam mengangkut minyak. “Oleh karenanya, Samudera Shipping Indonesia membutuhkan kapal tanker Sinar Busan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Kapal tersebut juga sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan Samudera Shipping Indonesia,” tulis manajemen. Di sisi lain, menanggapi kebijakan pelarangan ekspor batu bara oleh pemerintah, Bani mengaku tidak khawatir lantaran memiliki lini bisnis usaha yang lebih fleksibel. Selain itu, kebijakan ini hanya sementara. Meski, akan ada perpanjangan rencana di mana kapal-kapal yang dimiliki SMDR juga melayani kegiatan domestik, bukan ekspor saja. “Sehingga, seandainya ekspor tetap dilarang, layanan domestik tetap sangat diperlukan. Kapal-kapal kami juga dioperasikan di luar negeri untuk pasar internasional, jadi meskipun pasar ekspor batu bara Indonesia misalnya dilarang, peluang beroperasi di internasional saat ini masih sangat baik. Dan banyak peluang dengan freight rate yang tinggi, bahkan lebih menarik dari freight domestik,” kata dia. Selain itu, kapal-kapal dari Samudera Indonesia sudah terikat dengan kontrak. Sehingga, saat ini kebijakan tersebut tidak berdampak apa-apa pada kinerja perseroan. Editor Indah Handayani Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS